Menginstalasi Perangkat jaringan berbasis WAN

Sunday, March 20, 2011
Merencanakan kebutuhan dan spesifikasi
Pengenalan Jaringan Komputer
Stand Alone adalah suatu istilah bagi keadaan komputer yang tidak terhubung dengan komputer lain. Sebaliknya, jika komputer Anda berhubungan dengan komputer dan peralatan-peralatan lain sehingga membentuk suatu grup, maka ini disebut sebagai network (jaringan). Sedangkan bagaimana antarkomputer tersebut berhubungan serta mengatur sumber-sumber yang ada, itulah yang disebut dengan networking (sistem jaringan).
Bila suatu network berada dalam satu lokasi (misalkan dalam satu gedung) maka disebut sebagai Local Area Network (LAN). Bila antar-network saling berhubungan dari satu lokasi ke lokasi lain yang relatif jauh (misalkan antarkota), maka keadaan ini disebut Wide Area Network (WAN).
1.1. Fungsi Jaringan
Dalam era informasi sekarang ini, penggunaan komputer merupakan suatu hal yang tidak terhindarkan dan cenderung menjadi suatu keharusan. Interkoneksi antar komputer telah menambah fungsi lain darinya, tidak hanya sebagai pengolah dan penyimpan data, melainkan sebagai alat komunikasi dan resource & information sharing. Dalam suatu jaringan komputer kita bisa saling berbagi pemakaian sumber daya (resource), misalnya pemakaian printer bersama, CDROM, floppy disk, dsb. Selain itu, komputer dalam suatu jaringan dapat menjadi alat komunikasi dan information sharing yang efektif, misalnya dengan teleconference meeting, Internet,
mailing list, dsb.
Model OSI memiliki tujuh layer. Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh layer tersebut adalah :
1. Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.
2. Setiap layer harus memiliki fungsi-fungsi tertentu.
3. Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan standar protocol internasional.
4. Batas-batas layer diusahakan agar meminimalkan aliran informasi yang melewati interface.
5. Jumlah layer harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu layer diluar keperluannya. Akan tetapi jumlah layer juga harus diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai.
1.3.1 Model jaringan TCP/IP
TCP/IP adalah protokol yang digunakan di jaringan global karena memiliki sistem pengalamatan yang baik dan memiliki sistem pengecekan data. Saat ini terdapat dua versi TCP/IP yang berbeda dalam sistem penomoran, yaitu IPv4 (32 bit) dan IPv6 (128 bit), dan saat ini yang masih digunakan adalah IPv4. Untuk memepermudah penulisan, alamat IP biasanya ditulis dalam bentuk empat segmen bilangan desimal yang dipisahkan tanda titik dan setiap segmen mewakili delapan bit pada alamat IP. Setiap network adapter dapat memiliki lebih dari satu alamat IP namun sebuah alamat IP (IP address) tidak boleh dipakai oleh dua atau beberapa network adapter. Pengaturan alokasi alamat IP dilakukan oleh badan internasional bernama Internic. Saat ini lebih dari 85% alamat IP (IPv4) telah terpakai sehingga sebentar lagi sistem IPv4 akan digantikan oleh IPv6.
1.1. IP Address
Bagian ini memegang peranan yang sangat penting karena meliputi perencanaan jumlah network yang akan dibuat dan alokasi IP address untuk tiap network. Kita harus membuat subnetting yang tepat untuk keseluruhan jaringan dengan mempertimbangkan kemungkinan perkembangan jaringan di masa yang akan datang. Sebagai contoh, ITB mendapat alokasi IP addres dari INTERNIC (http://www.internic.net) untuk kelas B yaitu 167.205.xxx.xxx. Jika diimplementasikan dalam suatu jaringan saja (flat), maka dengan IP Address ini kita hanya dapat membuat satu network dengan kapasitas lebih dari 65.000 host. Karena letak fisik jaringan tersebar (dalam beberapa departemen dan laboratorium) dan tingkat kongesti yang akan sangat tinggi, tidak mungkin menghubungkan seluruh komputer dalam kampus ITB hanya dengan menggunakan satu buah jaringan saja (flat). Maka dilakukan pembagian jaringan sesuai letak fisiknya. Pembagian ini tidak hanya pada level fisik (media) saja, namun juga pada level logik (network layer), yakni pada tingkat IP address.. Pembagian pada level network membutuhkan segmentasi pada IP Address yang akan digunakan. Untuk itu, dilakukan proses pendelegasian IP Address kepada masing-masing jurusan, laboratorium dan lembaga lain yang memiliki LAN dan akan diintegrasikan dalam suatu jaringan kampus yang besar. Misalkan dilakukan pembagian IP kelas B sebagai berikut :
IP address 167.205.1.xxx dialokasikan untuk cadangan
IP address 167.205.2.xxx dialokasikan untuk departemen A
IP address 167.205.3.xxx dialokasikan untuk departemen B
Ip address 167.205.4.xxx dialokasikan untuk unit X
dsb.
Pembagian ini didasari oleh jumlah komputer yang terdapat pada suatu jurusan dan prediksi peningkatan populasinya untuk beberapa tahun kemudian. Hal ini dilakukan semata-mata karena IP Address bersifat terbatas, sehingga pemanfaatannya harus diusahakan seefisien mungkin.
Jika seorang administrator di salah satu departemen mendapat alokasi IP addres 167.205.48.xxx, maka alokasi ini akan setara dengan sebuah IP address kelas C karena dengan IP ini kita hanya dapat membentuk satu jaringan berkapasitas 256 host yakni dari 167.205.9.0 sampai 167.205.9.255.
Dalam pembagian ini, seorang network administrator di suatu lembaga mendapat alokasi IP Address 167.205.9.xxx. Alokasi ini setara dengan satu buah kelas C karena sama-sama memiliki kapasitas 256 IP Address, yakni dari 167.205.9.0 sampai dengan 167.205.9.255. Misalkan dalam melakukan instalasi jaringan, ia dihadapkan pada permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
•Dibutuhkan kira-kira 7 buah LAN.
•Setiap LAN memiliki kurang dari 30 komputer.
Berdasarkan fakta tersebut, ia membagi 256 buah IP address itu menjadi 8 segmen. Karena pembagian ini berbasis bilangan biner, pembagian hanya dapat dilakukan untuk kelipatan pangkat 2, yakni dibagi 2, dibagi 4, 8, 16, 32 dst. Jika kita tinjau secara biner, maka kita mendapatkan :
Jumlah bit host dari subnet 167.205.9.xxx adalah 8 bit (segmen terakhir). Jika hanya akan diimplementasikan menjadi satu jaringan, maka jaringan tersebut dapat menampung sekitar 256 host.
Jika ia ingin membagi menjadi 2 segmen, maka bit pertama dari 8 bit segmen terakhir IP Address di tutup (mask) menjadi bit network, sehingga masking keseluruhan menjadi 24 + 1 = 25 bit. Bit untuk host menjadi 7 bit. Ia memperoleh 2 buah sub network, dengan kapasitas masing-masing subnet 128 host. Subnet pertama akan menggunakan IP Address dari 167.205.9.(0-127), sedangkan subnet kedua akan menggunakan IP Address 167.205.9.(128-255). (Tabel Pembagian 256 IP Address menjadi 2 segmen)
Karena ia ingin membagi menjadi 8 segmen, maka ia harus mengambil 3 bit pertama ( 23 = dari 8 bit segmen terakhir IP Address untuk di tutup (mask) menjadi bit network, sehingga masking keseluruhan menjadi 24 + 3 = 27 bit. Bit untuk host menjadi 5 bit. Dengan masking ini, ia memperoleh 8 buah sub network, dengan kapasitas masing-masing subnet 32 (=25) host. Ilustrasinya dapat dilihat pada Tabel subnet.
1.1. Model Jaringan
1.3.1 Model jaringan ISO / OSI
Model referensi OSI (Open System Interconnection) menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software aplikasi di sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu software aplikasi di komputer lain. Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik, seperti yang dijelaskan oleh gambar dibawah ini (tanpa media fisik). Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh the International Standards Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol internasional yang digunakan pada berbagai layer . Model ini disebut ISO OSI (Open System Interconnection) Reference Model karena model ini ditujukan bagi pengkoneksian open system. Open System dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem lainnya. Untuk ringkas-nya, kita akan menyebut model tersebut sebagai model OSI saja.
1.5 Hardware Jaringan
Untuk membuat suatu jaringan komputer, diperlukan perlengkapan sebagai berikut:
• Minimal ada satu komputer yang berlaku sebagai server (pusat data)
• Ada komputer workstation (tempat kerja)
• Sistem operasi pendukung jaringan seperti Win NT, Netware, Linux ,dsb
• Peripheral jaringan seperti Network Interface Card (NIC), hub, dll
• Media penghubung antarkomputer seperti kabel, connector, terminator, dll
Melaksanakan instalasi LAN
2.1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama resource (misalnya, printer, scanner) dan saling bertukar informasi. LAN dapat dibedakan dari jenis jaringan lainnya berdasarkan tiga karakteristik: ukuran, teknologi transmisi dan topologinya. LAN mempunyai ukuran yang terbatas, yang berarti bahwa waktu transmisi pada keadaan terburuknya terbatas dan dapat diketahui sebelumnya. Dengan mengetahui keterbatasnnya, menyebabkan adanya kemungkinan untuk menggunakan jenis desain tertentu. Hal ini juga memudahkan manajemen jaringan. LAN seringkali menggunakan teknologih transmisi kabel tunggal. LAN tradisional beroperasi pada kecepatan mulai 10 sampai 100 Mbps (mega bit/detik) dengan delay rendah (puluhan mikro second) dan mempunyai faktor kesalahan yang kecil. LAN-LAN modern dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi, sampai ratusan megabit/detik.
2.2.1 Topologi LAN
2.2.1.1 Topologi Bus
Karakteristik topologi ini adalah sebagai Berikut :
Disebut juga Daisy Chain.
• Paling banyak dipakai karena sederhana dalam instalasi.
• Pada topologi bus, terdapat satu jalur umum yang berbentuk suatu garis lurus. Yang mana kemudian masing-masing node dihubungkan kedalam jalur garis tersebut.
• Transmisi dari suatu workstation dapat menyebar dan menjalar ke workstation lainnya, ini disebabkan setiap workstation menggunakan media transmisi yang sama.
• Dapat terjadi collision (dua paket data tercampur), karena sinyal mengalir dalam dua arah.
• Problem terbesar : jika salah satu segmen kabel putus, maka seluruh jaringan akan terhenti.
• Meskipun ada percabangan media transmisi, tetapi tidak membentuk jalur tertutup (closed loop).
• Berupa bentangan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup oleh terminator dan terdapat node-node sepanjang kabel.
• Instalasi mudah dilakukan.
2.2.1.2 Topologi Star
Karakteristik topologi ini sebagai berikut :
• Medium transmisi yang digunakan dalam tipe topologi ini, membentuk jalur tertutup (closed loop), dan setiap workstation mempunyai kabel tersendiri untuk langsung berhubungan dengan file server, sehingga seluruh sistem tidak akan gagal bila ada salah satu kabel pada workstation yang terganggu.
• Mudah dikembangkan, karena tiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung kecentral node.
• Dapat digunakan kabel yang “lower grade”, karena hanya menghandle satu lalu lintas data, biasanya digunakan kabel UTP.Node-node tersambung langsung ke suatu node pusat (biasa berupa hub), sehingga mudah dikembangkan.
• Keuntungannya dari topologi star adalah apabila satu kabel node terputus, node lainnya tidak terganggu
2.2.1.3 Topologi Ring
Karakteristik topologi ini sebagai berikut :
• Dalam topologi ring, setiap node dihubungkan dengan node lain, sehingga membentuk lingkaran.
• Karena sistem transmisinya menggunakan kabel yang saling menghubungkan beberapa workstation dengan file server dalam bentuk lingkaran tertutup, maka tipe ini memiliki kelemahan, yaitu apabila pada salah satu hubungan ada yang putus, maka keseluruhan hubungan terputus.
2.2.2 Merencanakan LAN
Sekarang kita akan membahas bagaimana merencanakan suatu LAN yang baik. Tujuan utamanya untuk merancang LAN yang memenuhi kebutuhan pengguna saat ini dan dapat dikembangkan di masa yang akan datang sejalan dengan peningkatan kebutuhan jaringan yang lebih besar. Desain sebuah LAN meliputi perencanaan secara fisik dan logic . Perencanaan fisik meliputi media yang digunakan bersama dan infrastruktur LAN yakni pengkabelan sebagai jalur fisik komunikasi setiap devais jaringan. Infrastruktur yang dirancang dengan baik cukup fleksibel untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan masa datang.
Metode perencanaan LAN meliputi :
• Seorang administrator network yang bertanggung jawab terhadap jaringan.
• Pengalokasian IP address dengan subnetting.
• Peta letak komputer dari LAN dan topologi yang hendak kita gunakan.
• Persiapan fisik yang meliputi pengkabelan dan peralatan lainnya.
Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan LAN adalah lokasi fisik itu sendiri. Peta atau cetak biru bangunan-bangunan yang akan dihubungkan serta informasi jalur kabel (conduit) yang ada dan menghubungkan bangunan-bangunan tersebut sangat diperlukan. Jika peta seperti ini tidak ada maka perlu digambarkan peta dengan cara menurut kabel-kabel yang ada. Secara umum dapat diasumsikan bahwa pengkabelan yang menghubungkan bangunan-bangunan atau yang melewati tempat terbuka harus terdapat di dalam conduit. Seorang manajer jaringan harus menghubungi manajer bangunan untuk mengetahui aturan-aturan pengkabelan ini sebab manajer bangunan yang mengetahui dan bertanggung jawab atas bangunan tersebut. Pada setiap lokasi (yang dapat terdiri dari beberapa bangunan) harus ditunjuk seorang manajer jaringan. Manajer jaringan harus mengetahui semua konfigurasi jaringan dan pengkabelan pada lokasi yang menjadi tanggung jawabnya. Pada awalnya tugas ini hanya memakan waktu sedikit. Namun sejalan dengan perkembangan jaringan menjadi lebih kompleks, tugas ini berubah menjadi tugas yang berat. Jadi sebaiknya dipilih orang yang betul-betul berminat dan mau terlibat dalam perkembangan jaringan.
Mengatur perangkat menggunakan software
3.1. Langkah Konfigurasi melalui software
3.1.1.Konfigurasi BIOS
Ras# to Cas# delay
• Angka clock untuk waktu tunggu antara RAS dan CAS
• Semakin kecil setting memory akan di access semakin cepat
Ras# Precharge time
• Angka tunggu untuk Precharge pada memory chip
• Semakin kecil angka setting semakin cepat memory di access
CPU to PCI IDE posting
• Waktu dari CPU ke PCI bus dapat di buffer oleh controller
• Aktifkan dan setting pada angka terkecil. misalnya 3t adalah lebih cepat dari pada 4t
System BIOS cacheable
• Memindahkan (Copy) system BIOS kedalam memory
• Setting ini hanya efektif dengan system BIOS pada setting Shadowed. Cache BIOS ROM adlah pada F0000H-FFFFFH melalui L2 cache. Baiknya, peningkatan pada access sistem BIOS. Dimana, tidak terjadi translate ke sistem yang lebih baik sebaik operating sistem tidak memerlukan system BIOS terlalu banyak. Rekomendasinya adalah setting Disable pada SYstem BIOS cache. karena selain membuang L2 cache pada Bandwidth, pada program yang mengunakan area BIOS ROM tersebut akan terjadi Crash
Video BIOS cacheable
• Memindahkan (Copy) BIOS Video ke memory
• Sebaiknya setting Disable, pada BIOS ROM C0000H-C7FFFH akan melalui L2 cache memory. Sistem ini akan memperbaiki performance Video BIOS. Tetapi tdaik meningkatkan kecepatan pada OS yang mengunakan access pada Video card hardware secara langsung. Selain itu juga, akan membuang percuma alokasi L2 cache memory untuk pemakaian alokasi pada BIOS ROM.
• Diset pada disable
Video Ram Cacheable
• Mengcopy RAM pada VGA card ke memory untuk mempercepat access
• Video ROM mengunakan alokasi L2 cache pada A0000H-AFFFFH. Tujuannya adalah mempercepat access pada Video memory. Cara ini tidak membuat performance meningkat.
• banyak VGA card yang sudah mengunakan bandwidth sampai 5.3GB/detik pada DDR misalnya. Sementara SDRAm hanya memiliki kecepatan 0.8GB/detik atau 1.06GB/detik pada kecepatan PC 133. Misalnya mengunakan P3 650, dengan L2 cache bandwidth 20.8 GB (256bit X 650MHz), hal ini membuat penampilan yang lambat pada SDRAM dimana memory VGA sebenarnya dapat bekerja lebih cepat dibandingkan alokasi ke SDRAM memory.
• Umumnya tidak dibutuhkan, karena memory VGA sudah lebih cepat.
16 dan 8 Bit I/O Recovery time
• Angka pada cycle clock untuk menperlambat proses I/O
• Diset pada angka terkecil untuk mempercepat proses I/O
Passive Release
• Mengijinkan CPU ke PCI bus untuk memproses selama non aktif.
• Setting terbaik adalah enable.
Delayed Transaction
• Feature chipset untuk 32 bit melakukan penulisan dari buffer dengan delay cylce.
• Setting adalah Enable, jika mengunakan PCI device yang sudah mendukung versi 2.1. Bila mengalami masalah pada PCI (tidak mendukung versi 2.1) sebaiknya di disable.
SDRAM RAS to CAS delay
• Mendelai setelah CAS berhasil memproses signal dari RAS atau waktu tunggu antara data dari Row address strobe ke Column address stribe.
• Dapat diaktifkan (enable), tetapi pada SDRAM yang hanya berkecepatan rendah akan membuat computer hang. Bila memory gagal, sebaiknya dilakukan setting Disable.
SDRAM RAS Precharge time
• Jumlah waktu tunggu yang dibutuhkan untuk merefresh memory sebelum process selanjutnya.
• Semakin kecil semakin mempercepat proses memory.
SDRAM CAS latency
• Setting memory untuk latency time, umumnya sudah diset pada SDRAM.
• Semakin kecil semakin baik, tergantung kecepatan memory.
Quick power on selft test
• Mempercepat waktu power cool boot start
• Setting di enable untuk mempercepat computer melakukan booting
Video ROM shadow
• Mengcopy address ROM dari VGA ke memory
• Dapat diaktifkan pada VGA model lama, Disable bila VGA sudah mengunakan teknologi baru
PCI/VGA Palette snoop
• Sinkronisasi antara palette di dua vga card
• Di disable untuk setting terbaik, enable bila terdapat VGA dengan MPEG atau VGA/TV converter.
PNP OS Instlled
• Bila sistem OS mengunakan PnP sistem, maka dapat di set dengan ON, hal ini mengijinkan Management device resource mengambil alih dalam penanganan hardware
• Untuk pilihan NO, bila sistem OS tidak PnP, dan BIOS akan menangani sistem Hardware secara manual.
Force Update ESCD / Reset Configuration Data
• ESCD (Extended System Configuration Data) adalah feature dari sistem PnP BIOS yang menyimpan sistem IRQ, DMA dan IO serta memory pada seluruh hardware baik ISA, AGP dan PCI. Normalnya setting di set Disabled.
• Tetapi bila mengunakan menambah card baru, sistem akan di rekonfigurasi kembali dan kemungkinan akan terjadi konflik. Untuk Bila sistem OS mengunakan PnP sistem, maka dapat di set dengan ON, hal ini mengijinkan Management device resource mengambil alih dalam penanganan hardware. Setting Enable akan memperbaharui data pada BIOS dan pada process BOOT selanjutnya akan di set ke Disable kembali oleh BIOS.
Resource Controllerd By (Auto, manual)
• BIOS mampu secara otomatis mengkonfigurasi sistem pada proses BOOT dengan kompatible hardware yang PnP. Normalnya di set AUTO. BIOS akan secara otomatis mengenal IRQ dan DMA channel.
• Tetapi ila terjadi masalah pada sistem Reource secara otomatis, maka setting IRQ dapat diset dengan IRQ dan DMA secara manual. Juga anda dapat melakukan setting manual untuk IRQ dan DMA cahnnel dengan mengaktifkan LEGACY ISA A atau PCA/ISA PnP.
• Legacy ISA device adalah sistem spesifikasi PC/AT dan dibutuhkan untuk setting IRQ /DMA agar bekerja.
Assign IRQ for VGA (Enable – Disable)
• Untuk hardware VGA card highend seperti 3D accelerator card membutuhkan setting Enable. Setting disable dapat menyebabkan operasi card menjadi low performance. Untuk baiknya bila terjadi masalah pada VGA sebaiknya di set Enable.
Assign IRQ for USB (Enable – Disable)
• Fungsi ini mirip dengan Enable dan Disable alokasi IRQ untuk USB
• Setting Enable, bila mengunakan USB
• Setting Disable, akan menyebabkan USB device tidak bekerja dengan baik. Atau bila tidak memiliki USB device sebaiknya di set Disable.
PCI IRQ Activaded By (Edge – Level)
• Edge adalah sistem triggered (mengunakan single Voltage) untuk IRQ PCI card. Setting ini untuk ISA card atau PCI card jenis lama.
• Level adalah setting multiple voltaged levels.
PIRQ
• Pada PCI slot mampu mengaktifkan 4 interupt, INT A, B, C, D
• AGP slot mampu diaktifkan dengan 2 INT, A dan B
• Normalnya, masing masing slot di alkokasikan dengan INT A. Dan INT lainnya di cadangkan untuk AGP/PCI device lain yang membutuhkan lebih dari 1 IRQ atau juga IRQ dibutuhan.
• AGP slot dan PCI slot 1 mengunakan IRQ yang sama, Maka untuk menghindari konflik, hindari pemakaian slot 1 dengan AGP.
• Juga pada PCI slot 4 dan 5 mengunakan IRQ yang sama, Hindari pemasangan hardware yang mengunakan INT pada slot 4-5
• Untuk USB pengunakan PIRQ 4
• Normalnya, biarkan setting secara AUTO. Tetapi bila dibutuhkan anda haris menandakan IRQ untuk masing masing AGP dan PCI. Contoh diatas dapat dibuat seperti, misalnya PCI network pada PCI slot 3, maka pada table menunjukan primary PIRQ adalah 2, sebab slot tersebut di alokasikan dengan kemungkinan INT A
• Setelah itu, pilih IRQ yang ingin digunakanuntuk menandakan slot PIRQ. Jika network mengunakan IRQ 7 (terlihat pada BIOS(, dan setting PIRQ 2 digunakan adalah 7. BIOS akan menalokasikan IRQ 7 sebagai slot 3.
• yang perlu diingat, bahwa BIOS akan mencoba mengalokasi PIRQ yang dilink pada INT A pada masing masing slot. Juga pada APG dan PCI slot primary PIRQ adalah IRQ 0. Sementara PCI slot 2 mengunaknan Primary PIRQ 1 dan selanjutnya.
PCI Dynamic Bursting (Enable – Disable)
• Setting tersebut adalah mengaktifkan Write Buffer pada PCI. Jika di Enable, maka writing data transaksi pad PCI bus akan melalui buffer. Burst Transaksi juga akan dilakukan secepat mungkin
• Setting sebaiknya di Enable. Dengan setting Enable, tranfer data buffer akan secepatnya dikembalikan atau di Flush sehingga tidak terjadi delay proses.
PCI Master 0 WS (Wait State) write (Enalbe – Disable)
• Dengan Enable, tranfer data PCI akan di proses secepat mungkin
• Dengan Disable, tranfer data PCI akan didelay 1 wait state
• Rekomendasi untuk setting digunakan Enable
• Untuk delay 1 wait state adalah rekomendasi pemakaian pada overclock PCI Bus
Langkah pertama kali yang harus diambil adalah mengganti setting booting tergantung kita akan melakukan booting dari drive yang mana, a:\ , c:\ , d:\ untuk lebih mudahnya setting BIOS secara default dimana BIOS akan melakukan konfigurasi yang terbaik.
3.1.2. Konfigurasi dengan Sistem operasi
Setelah memasang perangkat kartu jaringan maka kita harus menginstal driver dari perangkat tersebut supaya kartu jaringan bisa dipakai.
Langkah pertama kita buka kontrol panel, kemudian kita pilih add Hardware untuk menambahakan perangkat baru tersebut.
setelah itu akan keluar wizard yang akan menuntun kita untuk proses instalasi driver, kita tinggal mengikuti petunjuk yang ada.
Kemudian kita tingga memilih hardware sesuai yang kita miliki, dan ikuti teruspetunjuk yang ada.
Jika telah selesai maka kita bisa memeriksa apakah kartu jaringan tersebut sudah dikenali oleh sistem operasi dan bisa digunakan.
Pertama kita klik kanan ikon my computer dan pilih properties, lalu kita pilih Hardware dan klik tombol device manager.
Jika pada perangkat kartu jaringan tidak ada tanda ? berwarna kuning maka kartu jaringan telah siap untuk digunakan,
Langkah selanjutnya kita akan memberikan Alamat pada kartu jaringan tersebut.
Kita pilih menu kontrol panel dan pilih network connections.
Kemudian kita klik ganda icon local area connectios dan akan keluar status dari sambungan lan.
Kita klik tombol properties dan setelah itu kita pilih TCP/IP.
Kemudian kita masukan IP Address, netmask, gateway dan DNS sesuai konfigurasi yang hendak kita rencanakan.
Jika sudah selesai maka kita bisa mengecek apakah konfigurasi yang kita lakukan sudah benar.
Kita masuk ke dos prompt kemudian ketikan ipconfig, maka akan keluar konfigurasi dari kartu jaringan.
Kemudian kita melakukan tes koneksi pada kartu jaringan dengan perintah ping, jika ada reply maka kartu jaringan telah siap digunakan.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔

Ads